Masa Labil

by 1:34 AM 0 komentar

                Hai, sebut saja namaku Reina. Hari ini aku mau berbagi cerita hidupku sama kalian. Aku seorang cewek yang kurang gaul tapi sebenarnya asyik. Cewek rumahan yang selalu di pingit sama mama. Kali ini aku akan mengawali kisahku mulai dari ketika aku lulus SMA. Lulus SMA adalah masa-masa paling galau dalam hidupku. Aku bingung harus kerja, kuliah atau malah jadi pengangguran. Dengan kebimbangan yang mencapai ubun-ubun sampailah pada titik puncak aku mulai depresi. Aku malas untuk bekerja dengan usia masih belia seperti ini, tapi tidak mungkin juga bagiku untuk menjadi pengangguran yang cuma nyadong sama mama terus. Akhirnya aku putuskan untuk kuliah. Lagi-lagi kegalauan menerpa diriku, perguruan tinggi mana yang mau menerima cewek malas macam aku. Aku tidak terlalu bodoh juga sih di SMA tapi juga tidak terlalu pintar di bandingkan dengan yang lain.Waktu itu semua jalur aku ikuti mulai dari undangan SNMPTN sampai
PMDK-PN dan apa hasilnya? Aku gagal. Setelah itu aku stres berat, gimana tidak? Aku sudah mengambil jurusan sesuai dengan passionku tapi aku di tolak mentah-mentah. Aku stres telah mengecewakan kedua orang tuaku. Mamaku tak ambil pusing ia langsung mendaftarkanku di perguruan tinggi swasta ternama dekat kotaku. Awalnya aku menolak, aku tidak mau terlalu membebankan orang tuaku dengan kuliah di perguruan tinggi swasta yang sarat akan biaya yang teramat mahal. “Masih ada jalur tes perguruan tinggi negeri”, pikirku. Tapi kedua orang tuaku sudah bulat untuk mendaftarkanku di perguruan tinggi swasta itu. Akhirnya aku nyerah “iya, aku mau daftar aku mau tes, tapi aku juga harus ikut tes negeri juga”, keputusanku. Berkas-berkas langsung dengan cepat aku urusi karena pendaftaran akan di tutup dua hari lagi. Segera ku kirimkan semua berkas dan biaya pendaftaran dengan di antar papaku. Aku berfikir dan juga terus berdoa agar di beri petunjuk. Tiba-tiba pikiranku bulat juga untuk serius mengikuti tes di perguruan tinggi swasta tersebut. Aku tidak mau mengecewakan kedua orang tuaku untuk kesekian kalinya. Tahap demi tahap ku lewati, aku harus bolak balik keluar kota untuk memenuhi tes-tes lanjutan tentunya dengan mama tercinta. Dan akhirnya, aku di terima. Rasa bangga menyelimuti hatiku meskipun perguruan tinggi swasta tapi kini aku sadar bahwa ini perguruan tinggi yang tidak main-main, untuk masuk kesini aku harus menyisihkan ribuan pendaftar yang lain. Orang tuaku sangat bangga dan dapat tersenyum lebar. Saat itu juga aku bersyukur karena rencana Allah memang jauh lebih indah.
                Setelah pengumuman itu aku langsung daftar ulang. Dan aku sebagai maba sudah di wajibkan mengikuti serangkaian acara khusus untuk mahasiswa baru. Senang sih jadi gak nganggur di rumah dan cuma glontang glantung di kasur sambil nonton tv, mantengin TL iya kalo TL motivator, kadang juga stalking TL mantan yang duuh bikin galau. Kembali ke rangkaian acara yang bejibun. Acara pertama yang aku ikuti yaitu P2KK. Awalnya aku semangat banget ikut acara itu. Aku gak percaya ada yang bilang ngebosenin, capek dan apalah-apalah, aku pikir memang mereka ini mainnya kurang jauh pulangnya kurang malem. Sampai tiba aku memulainya sendiri. Acara itu di mulai hari senin, eh sebelumnya aku ikut toefl juga sih di kampus jadi waktu itu aku hari sabtu sudah di kota kampusku. Mulai dari pembukaan, jargon-jargon P2KK, sambutan-sambutan, “semuanya asik”, pikirku. Mulailah masuk ke kelasnya masing-masing. Aku mulai berkenalan sana sini untuk mencari kawan baru. Hari pertama aku sangat bersemangat yang biasanya aku kurang PD waktu itu aku selalu tampil percaya diri, mengemukakan pendapat hingga menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana. Sangat senang sekali bisa berkenalan, bercengkrama dengan teman-teman berbeda daerah berbeda suku. Sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk mengenal mereka. Benar, Indonesia itu indah. Pagi, siang tidak terasa karena disana kita di suapi materi yang tiada henti. Hawa malam yang begitu dingin mulai menyergapi diriku di hari pertama. Tak salah dan memang benar-benar benar, ya aku berada di dataran tinggi waktu itu. Aku sudah tidak sesemangat paginya, aku mulai malas dan bosan dengan materi-materi yang membuat otakku panas. “Aku ingin tidur” teriakku dalam hati. Pukul 10 malam baru kita di persilahkan menuju kamar masing-masing untuk tidur. Aku tidak perlu mikir panjang aku langsung bergegas menuju lantai tiga tempat jatah kamarku. Kudapati teman-teman baru yang berbeda lagi dalam kamar, tapi aku enggan walau hanya untuk sekedar “hay” aku sudah cukup lelah seharian ini, aku langsung saja tertidur di kasur empukku kala itu. Pukul tiga pagi-pagi sudah di bangunkan untuk mengikuti rangkaian acara kembali. Entah mengapa aku tidak mempunyai semangat yang mengembara seperti hari pertama. Semua aku jalani dengan mengalir apa adanya. Aku juga berbicara hanya seperlunya saja. Hari demi hari kulewati sudah. Aku juga sudah akrab dengan teman sekamarku yang juga berasal dari berbagai daerah termasuk luar Jawa. Persingkat saja, kini sudah hari terakhir. Oh ya sebelum itu ada lomba yel-yel yang entah aku malas menceritakannya. Di hari terakhir di adakan tes keagamaan oleh pemateri masing-masing. Untunglah pemateri di kelasku tidak begitu rempong dan aneh-aneh dalam menguji. Kita hanya ditanyai tentang pengetahuan seputar agama dalam kehidupan sehari-hari. Upacara penutupanpun tiba dan semuanya selesai dengan lancar. Semua kembali ke kelas masing-masing untuk mendapatkan sertifikat. Pada hari itulah aku sadar, lagi-lagi aku tidak bisa memanfaatkan kondisi dengan sebaik-baiknya. Seperti biasa aku tidak menemukan sahabat karib dalam pertemanan yang baru. Semuanya biasa saja, tidak seperti teman-temanku yang sudah punya gandengan sendiri-sendiri. Mereka juga bilang aku ini orangnya judes. Padahal aku yakin jika mereka mengenalku kebih jauh sifat judes tidak ada setitikpun dalam jiwaku. Aku hanyalah cewek yang terkadang enggan untuk menyapa duluan. Dan akhirnya kini aku merindukan mereka dan selalu berharap mereka bisa welcome sebaik mungkin terhadapku.
                Kegiatan berikutnya yaitu APLIKOM. Suatu program pelatihan aplikasi internet yang mengharuskanku menetap seminggu di kota dingin tersebut. Aku enggan dan aku ingin segera pulang. Disana membosankan, pelatihan itu cuma sejam sehari, ingin kumampatkan saja jadi enam jam sehari, tapi itu mustahil. Aku tidak mau cerita banyak tentang APLIKOM ini karena ya Cuma gitu-gitu aja sih kegiatannya, tapi bermanfaat banget kok. Yang aku ingat ya bolak balik kos, warnet, kampus yang jaraknya itu gak dekat dan harus jalan naik turun. Yah pokoknya meskipun capek, ngeselin tapi TOP banget, materinya asik tentornya juga cakep asik, baik hati dan tidak sombong, gatau rajin menabung apa enggak.
                Yaaah inilah kisahku, sekarang aku lagi nunggu jadwal pesmaba aja sih. Nganggur di rumah, nonton tv, tapi sekarang sudah jarang mantengin TL mantan kok. Apalah dayaku yang hanya cewek rumahan. Aku ingin cepat-cepat masuk kuliah normal, aku capek nganggur terus. Aku pengen cepet-cepet bikin film, hunting tempat, casting ya pokoknya nyebur dunia perfilman lah secepatnya. Doakan sukses ya dan pastinya banyak teman juga. Bye, salam dari maba Ilmu Komunikasi. Semoga Kampus Putih awal dari kesuksesanku.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.