Widya,
cewek lusuh yang cuek dengan penampilan. Suka main sama genk yang super koplak
karena ia tak mau hidupnya melulu serius dan cepat tua. Tidak begitu populer di
sekolah meskipun tidak sedikit juga yang jatuh cinta dengannya karena
pribadinya yang unik. Paling tidak suka dengan cowok sok cool dan sok keren.
Hari-hari ia lewati dengan senyuman manis tanpa kegundahan sedikitpun. Semua
masalah bisa diatasi dengan senyuman. Hingga suatu hari entah itu hari apa dan
ada badai apa semalam, Widya yang tidak menahu tentang cinta mulai merasakan
jatuh cinta kembali setelah cinta pertamanya pergi bertahun-tahun yang lalu
yang membuatnya trauma.
Sebuah
notifikasi masuk melalui akun facebook dari seorang cowok yang tidak begitu
dikenalnya. Mulanya Widya hanya membalas ala kadarnya saja. Sebut saja cowok
itu Ronal, cowok asyik, easy going tapi tidak ada keren-kerennya sama sekali. Entah
setan mana yang memasuki hati Ronal sehingga ia kuat dengan cueknya Widya, tak
henti-hentinya ia mengirim pesan kepada Widya. Karena Ronal orangnya asyik, Widya
mulai ketagihan chat dengan Ronal. Hari demi hari bergulir dengan indahnya.
Dengan bahan candaan Ronal yang unik Widya ingin mengenalnya lebih jauh.
Dari
sosial media Ronal memutuskan untuk melanjutkan percakapannya via telepon
genggam. Lama-lama Widya yang enggan bicara tentang cinta kini tiba-tiba
semangat tiap membalas pesan singkat dari Ronal. Singkat cerita Widya yang
mulai nyaman akhirnya menerima permintaan cinta dari Ronal. Mengubah status
single menjadi berpacaran.
Karena
mereka berdua beda sekolah, waktu ketemuan mereka sangatlah terbatas. Mereka
hanya mengandalkan telepon genggam untuk mempertahankan hubungan. Yah namanya
juga LDR kan gak gampang. Masalah datang silih berganti bertandang menamu di
hubungan mereka. Tapi dengan tekad yang kuat mereka mampu menyelesaikan masalah
satu persatu. Hingga suatu ketika kebosanan menyelimuti diri masing-masing.
Karena frekuensi tatap muka yang sangat minim seringkali kesalah pahaman muncul
dengan tiba-tiba. Masalah kecil ditambah dengan kebosanan membuat mereka putus
dan nyambung lagi karena saling mencintai dan mempertahankan. Putus nyambung
mereka lalui dalam beberapa periode.
Meskipun
putus nyambung berkali-kali mereka tetap bertahan hingga kini memasuki tahun ke
tiga. Tiba-tiba Widya yang mempunyai cita-cita yang tinggi mengharuskannya
untuk melanjutkan studi ke luar kota. Dengan begitu artinya ia akan
meninggalkan Ronal di kota ini. Ronal sebagai cowok yang begitu mencintainya
tentu saja tak mengizinkan kepergiannya. Masalah yang sangat besar selama
mereka berpacaran. Karena masalah tak kunjung mereda dan menemukan titik
terang, mereka tidak ada yang mau mengalah dan menganggap paling benar akhirnya
mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini dengan tegas dan serius.
Hari-
hari dilalui Widya dengan berat hati tanpa Ronal disampingnya. Widya semakin
hari semakin terpuruk. Kini ia tak lagi menyandang gelar cewek murah senyum
karena ia hanya diam sepanjang hari. Hatinya yang paling dalam dengan sangat
pelan berbisik ia masih sangat mencintainya. Tetapi apa daya Ronal tidak
menghiraukan semua alasan dan penjelasan dari Widya. Setiap manusia memiliki titik kejenuhan. Widya
mulai bangkit dan membentuk suatu harapan baru dalam hidupnya. Melanjutkan studi
dengan sebaik-baiknya untuk membuktikan bahwa inilah jalan yang terbaik.
Setelah
berminggu-minggu seperti tengkorak hidup akhirnya raut wajah Widya mekar
kembali setelah mendapat motivasi dari sana sini untuk menguatkan dan
meyakinkan keputusunnya untuk melanjutkan studi ke luar kota. Hingga suatu
ketika telepon genggamnya berdering tanda ada pesan singkat yang masuk dari
sebuah nomor yang tidak dikenalnya. Widya membuka pesan tersebut dan membacanya
dalam hati yang kemudian membuatnya diam beberapa saat. “Maafkan aku, hingga
sekarang aku masih mencintaimu dan selalu gagal menepis bayangmu, ku tau kaupun
begitu J
izinkan aku mewarnai hidupmu kembali................. Ronal”.