You are My Best

by 7:50 PM 0 komentar
     19 Oktober 2014. Semalam aku tidur sangat larut. Terakhir aku melihat arah jarum jam menunjukkan pukul 00.10. Sebelumnya tepat pada sabtu malam minggu waktu itu aku sampai rumah pukul 16.25. Aku bergegas mandi dan berganti pakaian untuk menghadiri pesta pernikahan teman lamaku. Sesampainya di rumah langsung saja ku putar film How To Train Your Dragon 2 di layar laptopku. Film lanjutan yang sudah kutunggu tunggu. Kututup pintu kamarku aku mulai fokus melihat setiap detail ceritanya. Pada pertengahan cerita aku mulai menitikan air mata karena malam minggu kesepian di rumah saja, eh enggak, bukan, karena ceritanya sangat dramatis. Sms yang masuk hanya kubalas dengan jawaban singkat itu juga yang penting-penting saja. Selesai film animasi itu selesai aku melanjutkan mengerjakan tugas yang entah aku sangat malas untuk menyebutnya, aku sudah bosan karena project ini tidak kunjung selesai setelah hamper tiga minggu lebih. Jam 12 tepat aku masih mengotak atik sebuah gambar bangunan itu. Aku tidak mengantuk tapi cukup lelah. Ku putuskan untuk berlayar ke pulau kapuk saja.


     Tadi pagi sinar matahari sudah memaksa masuk melalui cela-cela jendela kamarku. Mataku sangat lengket dan malas untuk bangun. Sesekali ayahku membangunkanku tapi aku tidak menggubrisnya aku. Tiba-tiba aku mengingat sesuatu, cepat-cepat aku bangun dan langsung pergi kerumah temanku untuk meminta file tugas yang kelewatan. Selanjutnya, ya nugas again hari ini H-1 deadline semua tugas. Ayah, ibu, dan adikku pergi ke Surabaya untuk menjemput nenekku dan rencananya akan keliling-keliling kota dulu. Dengan berat hati aku memutuskan untuk tidak ikut saja untuk melanjutkan tugas-tugas itu. Lagian juga dari kemaren aku sudah ada janji dengan teman-temanku akan mengerjakan bareng dirumahku. “Tidak bakal kesepian” pikirku. Merekapun berangkat aku menyalakan TV untuk menemaniku.
      Satu jam, dua jam, berjam-jam temanku belum ada yang datang. Kesepian mulai menyelimuti tubuhku. Kukirimkan pesan singkat kepada salah satu temanku, ia bilang lagi dirumah sendirian jadi tidak bisa keluar. Hati ini sangat kesal, aku sudah tidak tau apa yang harus kukerjakan sekarang. Menonton TV terlalu bosan, nugas juga bosan dan cukup melelahkan, hp? Untuk apa, daritadi diam saja tidak berdering, jangankan berdering, getar tidak ada, paket internet ya sudah amblas beberapa hari yang lalu. Saat-saat ini flashback mulai menghantuiku. Tapi entah rasa apa yang ada didalam hati, apa yang diinginkan mereka hingga kinipun aku tidak tahu. Sesekali aku merindukannya, rindu canda tawanya, rindu nasehatnya, rindu game-gamenya yang konyol dan tidak masuk akal, pokoknya gak ada masa-masa kesepian kala itu. Tapi di lain sisi aku sudah tidak tertarik untuk dekat dengan lawan jenis spesies apapun.
     Ahh, aku ingin lari saja dari semua hal ini. Di tengah kesepianku, aku juga sudah mulai capek dengan sahabatku. Dia sering menyebutku sahabat. Tapi mungkin aku lebih pantas untuk disebut teman saja. Aku sadar, aku tahu seorang sahabat tidak pernah mengeluh apapun kesalahan sahabatnya. Tapi aku tidak, sekarang aku lelah dengan sifat egoisnya, aku terlalu cupu tidak berani menegurnya ketika ia secara tidak sengaja maupun sengaja melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya. Aku yang dianggap sebagai sahabatnya sudah tidak punya jawaban lagi atas pertanyaan teman-teman tentang gossip-gosip dirinya yang entah itu karangan belaka atau real. Aku merindukan dua sosok sahabat lamaku yang kini hanya menjadi teman biasa bahkan sangat biasa seperti orang yang baru kenal saja. Mungkin aku lebih suka menyebut satu temanku ini sahabat. Dia selalu ada setiap aku butuh apapun. Tidak pernah pamrih, bercandanya halus, pandai, cerdas, sangat menghargai lawan bicara, kita sering sepaham. Iya kita dulu selalu jalan berlima. Entah karena apa satu-satu mulai sedikit menjauh. Dulu kita mempunyai dunia sendiri yang tidak ada satupun orang luar mengerti apa pembahasan kita ketika mengumpul. Sungguh aku merindukan momen-momen sederhana tapi special bersama mereka.
      Buat sahabat terdekatku, cobalah sesekali intropeksi diri, mereka yang selalu membicarakanmu dibelakang bukan semata-mata iri kepadamu. Bukan aku tidak berani menegurmu secara langsung, aku sangat menghargaimu, aku tidak mau menyinggung perasaanmu, perselisihan di antara kita itu pantangan buatku lid. Tidak ada gading yang tak bisa retak, seperti sebuah persahabatan kita, kita berada di ujung, semoga kita tidak mematahkan sebuah gading persahabatan ini.
      In, aku tahu apa yang kamu mau, sungguh kamu yang paling rajin, paling niat mengejar cita-cita diantara kita berlima. Aku hanyalah seonggok daging yang tidak bisa berbuat apa-apa, aku makhluk lemah, aku hanya memikirkan untuk bersenang-senang bersama yang lain daripada memikirkan masa depan sepertimu. Sungguh minta maaf atas semua perkataan spontan yang sering menyinggung perasaanmu. Aku ingin menggapai impianku bersamamu dengan semangat besar yang sudah merasukimu.
     Yang ini sama denganku, selalu ikut-ikutan saja. Aku rindu tawa kerasmu din, wajah sok marah khasmu yang membuat enek tapi cukup menghibur. Aku ingin mewujudkan impian kita dulu, jalan-jalan kemana saja naik kereta. Kenapa seperti ada dinding pembatas diantara kita? Seringkali kita masih melontarkan lelucon-lelucon tapi tidak bisa lepas seperti dulu. Aku ingin sering hangout bareng lagi.
      Terima kasih dit, banyak pelajaran yang ku ambil darimu. Didalam kesederhanaannya tersimpan sebuah inner beuty yang kasat mata. Aku pikir memang tidak pandai bergaul, tapi berjiwa social tinggi. Paling up to date berita apapun. Aku sangat senang berbagi cerita denganmu, jangan bosan-bosan ya. Sudah asik sih, tapi lebih pandailah bergaul biar tambah asik, katanya pengen punya teman banyak.
      Aku tidak peduli kalian bilang aku alay, sok tau, atau apalah setelah kalian baca tulisan ini. Sungguh aku sangat merindukan kebersamaan kita yang dulu. Coba kita saling mengingatkan sebuah kesalahan yang dilakukan oleh salah satu dari kita. Mungkin kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan sekarang ini. Tapi bagiku kalian adalah sesuatu yang berharga. Tidak bisakah kita mengulang kembali kebersamaan kita dulu dengan yang lebih baik? Tidak ada kaca yang tidak bisa pecah, tapi selalu ada perekat ketika ia bercerai berai, meskipun kelihatan tidak sempurna tapi seenggaknya dapat bersatu kembali dan bermanfaat. I MISS YOU GUYS

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.